Jakarta, Kemdikbud ---
Pendaftaran Beasiswa Presiden Republik Indonesia (BPRI) akan ditutup
pada 20 April 2014. Pelamar BPRI terlebih dahulu harus telah diterima di
perguruan tinggi luar negeri yang masuk peringkat 50 perguruan tinggi
terbaik di dunia. Mereka juga harus memiliki jiwa kepemimpinan dan
nasionalisme yang tinggi serta visi pengabdian untuk berkontribusi pada
negara.
Proses seleksi BPRI dibagi menjadi tiga tahap,
yaitu tahap administrasi, wawancara dan pelatihan kepemimpinan. Direktur
Utama Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) Eko Prasetyo mengatakan,
para penerima BPRI diharapkan tidak hanya memiliki prestasi akademik
yang bagus, tetapi juga jiwa kepemimpinan yang baik.
Pelamar yang lolos seleksi administrasi dan
wawancara akan mengikuti pelatihan kepemimpinan selama 12 hari. Eko
menjelaskan, inilah yang membedakan BPRI dengan beasiswa lain yang juga
termasuk dalam Beasiswa Pendidikan Indonesia (BPI) yang dikelola LPDP.
Pelatihan kepemimpinan bagi penerima BPRI, jelas
Eko, bertujuan untuk meningkatkan integritas dan menyamakan frekuensi
mereka yang berasal dari latar belakang pendidikan dan budaya yang
berbeda-beda.
“Indonesia butuh orang-orang yang tidak hanya
pintar, tapi juga jujur dan punya integritas. Makanya kita minta KPK
ngisi. Kita juga datangkan tokoh-tokoh yang bisa jadi role model
untuk bisa dekat dengan mereka. Kemudian juga masalah bagaimana mereka
membangun jiwa nasionalisme,” katanya usai jumpa pers di Gedung A
Kemdikbud, Jakarta, (1/2/2014).
LPDP juga akan bekerja sama dengan TNI dan Lembaga
Ketahanan Masyarakat (Lemhanas) untuk membangun wawasan kebangsaan dan
meningkatkan jiwa kepemimpinan mereka. “Kita ingin mereka pada saat di
luar negeri dan saat kembali nanti tahu mau bantu apa untuk negara,”
ujar Eko.
Ia menambahkan, LPDP akan terus memberikan
bimbingan selama mereka berada di luar negeri. Bimbingan itu ditujukan
agar mereka dapat merencanakan bagaimana mengimplementasikan ilmu yang
dimilikinya untuk berkontribusi dan mengabdi kepada negara. Usai
menyelesaikan studi di luar negeri, meskipun sebelumnya penerima BPRI
telah ada yang memiliki pekerjaan, mereka harus siap ditugaskan oleh
negara jika kompetensi mereka dibutuhkan.
“Itu nanti kita tata dalam sistem talent management.
Sudah dirancang dengan perusahaan-perusahaan terbaik Indonesia, baik
swasta maupun BUMN. Sekiranya kompetensi mereka dibutuhkan, bisa
ditempatkan di sana,” ujar Eko.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar