Sabtu, 05 April 2014

Beasiswa Presiden RI Tekankan Jiwa Kepemimpinan dan Nasionalisme

Jakarta, Kemdikbud --- Pendaftaran Beasiswa Presiden Republik Indonesia (BPRI) akan ditutup pada 20 April 2014. Pelamar BPRI terlebih dahulu harus telah diterima di perguruan tinggi luar negeri yang masuk peringkat 50 perguruan tinggi terbaik di dunia. Mereka juga harus memiliki jiwa kepemimpinan dan nasionalisme yang tinggi serta visi pengabdian untuk berkontribusi pada negara.
Proses seleksi BPRI dibagi menjadi tiga tahap, yaitu tahap administrasi, wawancara dan pelatihan kepemimpinan. Direktur Utama Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) Eko Prasetyo mengatakan, para penerima BPRI diharapkan tidak hanya memiliki prestasi akademik yang bagus, tetapi juga jiwa kepemimpinan yang baik.
Pelamar yang lolos seleksi administrasi dan wawancara akan mengikuti pelatihan kepemimpinan selama 12 hari. Eko menjelaskan, inilah yang membedakan BPRI dengan beasiswa lain yang juga termasuk dalam Beasiswa Pendidikan Indonesia (BPI) yang dikelola LPDP.
Pelatihan kepemimpinan bagi penerima BPRI, jelas Eko, bertujuan untuk meningkatkan integritas dan menyamakan frekuensi mereka yang berasal dari latar belakang pendidikan dan budaya yang berbeda-beda.
“Indonesia butuh orang-orang yang tidak hanya pintar, tapi juga jujur dan punya integritas. Makanya kita minta KPK ngisi. Kita juga datangkan tokoh-tokoh yang bisa jadi role model untuk bisa dekat dengan mereka. Kemudian juga masalah bagaimana mereka membangun jiwa nasionalisme,” katanya usai jumpa pers di Gedung A Kemdikbud, Jakarta, (1/2/2014).
LPDP juga akan bekerja sama dengan TNI dan Lembaga Ketahanan Masyarakat (Lemhanas) untuk membangun wawasan kebangsaan dan meningkatkan jiwa kepemimpinan mereka. “Kita ingin mereka pada saat di luar negeri dan saat kembali nanti tahu mau bantu apa untuk negara,” ujar Eko.
Ia menambahkan, LPDP akan terus memberikan bimbingan selama mereka berada di luar negeri. Bimbingan itu ditujukan agar mereka dapat merencanakan bagaimana mengimplementasikan ilmu yang dimilikinya untuk berkontribusi dan mengabdi kepada negara. Usai menyelesaikan studi di luar negeri, meskipun sebelumnya penerima BPRI telah ada yang memiliki pekerjaan, mereka harus siap ditugaskan oleh negara jika kompetensi mereka dibutuhkan.
“Itu nanti kita tata dalam sistem talent management. Sudah dirancang dengan perusahaan-perusahaan terbaik Indonesia, baik swasta maupun BUMN. Sekiranya kompetensi mereka dibutuhkan, bisa ditempatkan di sana,” ujar Eko.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar