Sabtu, 05 April 2014

Naskah Ujian Nasional Tiba di Ibu Kota Provinsi



Jakarta, Kemdikbud --- Pencetakan naskah soal dan lembar jawaban ujian nasional (UN) untuk jenjang SMA/sederajat telah selesai dilakukan. Hingga Selasa (1/04/2014), naskah tersebut telah berada di tempat penyimpanan sementara di ibu kota provinsi.


"Tanggal 30 (Maret) kemarin sampai 1 (April) adalah masa distribusi dari percetakan ke provinsi. Oleh karena itu sekarang sudah di provinsi," kata Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Mohammad Nuh, di kantor Kemdikbud, Selasa (1/4/2014).


Mendikbud mengatakan, dari tempat penyimpanan sementara di provinsi, naskah tersebut sudah mulai bergerak ke kabupaten kota terjauh. Hal tersebut dilakukan untuk mengantisipasi kendala cuaca dan kendala lainnya. "Kenapa di daerah terpencil lebih dahulu? Jadi kalau ada kendala cuaca bisa diantisipasi. Untung April Mei relatif bagus cuacanya," kata Mendikbud. 


Mendikbud menambahkan, hingga saat ini belum ada laporan daerah mana saja yang mengalami kendala distribusi. Kendala paling berat, kata dia, sebenarnya adalah waktu. Kalaupun ada kendala cuaca, asalkan waktunya cukup masih bisa berjalan. 

Di tempat berbeda, anggota Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) Teuku Ramly Zakaria, mengatakan, BSNP saat ini sedang menyiapkan surat yang ditujukan kepada pelaksana pusat (Balitbang), untuk melakukan upaya pengecekan kembali naskah UN. Hal tersebut bertujuan untuk memastikan naskah yang telah sampai di ibu kota provinsi tersebut sesuai kebutuhan dan peruntukannya, serta tidak ada kekeliruan dalam pengamplopannya.

Ujian nasional akan diselenggarakan bagi jenjang SMP/sederajat dan SMA/sederajat. Untuk SMA/sederajat, UN dijadwalkan tanggal 14-16 April, sedangkan SMP/sederajat 5-8 Mei. Tingkat kesukaran soal terdiri dari 20 persen kategori sukar, 70 persen kategori sedang, dan 10 persen kategori mudah.

Sedangkan untuk bobot penilaian, 60 persen berasal dari ujian nasional dan 40 persen nilai sekolah. Nilai sekolah terdiri dari 70 persen nilai rapot, dan 30 persen nilai ujian sekolah. “Penilaian cukup besar dari rata-rata rapot karena nilai tersebut dianggap sebagai penilaian berkelanjutan. sedangkan nilai ujian sekolah hanya 30 persen,” kata Ramly.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar