Kabupaten KAMPAR
Profil
Nama Resmi | : | Kabupaten Kampar |
Ibukota | : | Bangkinang |
Provinsi | : | Riau |
Batas Wilayah | : | Utara: Kota Pekanbaru dan Kabupaten Rokan IlirSelatan: Kabupaten Kauantan SingingiBarat: Kabupaten Rokan Hulu dan Provinsi Sumatera baratTimur: Kabupaten Palalawan dan Kabupaten Siak |
Luas Wilayah | : | 10.983,47 km² |
Jumlah Penduduk | : | 783.248 Jiwa |
Jumlah Kecamatan | : | Kecamatan : 21, Kelurahan : 8, Desa : 242 |
Website | : | http://www.kampar.go.id |
( Permendagri No.66 Tahun 2011 )
Sejarah
SEJARAH SINGKAT KABUPATEN KAMPAR
Berdasarkan
surat keputusan Gubernur Militer Sumatera Tengah Nomor : 10/GM/STE/49
tanggal 9 Nopember 1949, Kabupaten Kampar merupakan salah satu Daerah
Tingkat II di Propinsi Riau terdiri dari Kawedanaan Palalawan, Pasir
Pangarayan, Bangkinang dan Pekanbaru Luar Kota dengan ibu kota
Pekanbaru. Kemudian berdasarkan Undang-undang No. 12 tahun 1956 ibu kota
Kabupaten Kampar dipindahkan ke Bangkinang dan baru terlaksana tanggal 6
Juni 1967.
Semenjak terbentuk Kabupaten Kampar pada tahun 1949
sampai tahun 2006 sudah 21 kali masa jabatan Bupati Kepala Daerah.
Sampai Jabatan Bupati yang keenam (H. Soebrantas S.) ibu kota Kabupaten
Kampar dipindahkan ke Bangkinang berdasarkan UU No. 12 tahun 1956.Adapun faktor-faktor yang mendukung pemindahan ibu kota Kabupaten Kampar ke Bangkinang antara lain :
- Pekanbaru sudah menjadi ibu kota Propinsi Riau.
- Pekanbaru selain menjadi ibu kota propinsi juga sudah menjadi Kotamadya.
- Mengingat luasnya daerah Kabupaten Kampar sudah sewajarnya ibu kota dipindahkan ke Bangkinang guna meningkatkan efisiensi pengurusan pemerintahan dan meningkatkan pelayanan kepada masyarakat.
- Prospek masa depan Kabupaten Kampar tidak mungkin lagi dibina dengan baik dari Pekanbaru.
Bangkinang
terletak di tengah-tengah daerah Kabupaten Kampar, yang dapat dengan
mudah untuk melaksanakan pembinaan ke seluruh wilayah kecamatan dan
sebaliknya.
Arti Logo
Lambang Kampar terbagi atas 9 bagian, yaitu:1. Empat petak dalam perisai
2. Tiga garis putih di tengah
3. Bintang lima dengan dua tangkai padi
4. Rusa
5. Menara sumur
6. Dua buah gerobak lori
7. Empat puncak benteng
8. Pohon karet
9. Peta kabupaten Kampar
Adapun arti lambang tersebut adalah:
- BENTENG DAN PERISAI adalah melambangkan kekuatan dan kekebalan rakyat dalam berjuang dan membangun
- BATU BERSUSUN adalah melambangkan persatuan Nasional yang kuat, kokoh, serta menimbulkan inspirasi membangun
- TUJUH BELAS BUAH BATU BERSUSUN adalah menunjukan tanggal tujuh belas hari proklamasi
- DELAPAN BUAH BATU BATA adalah menunjukan bulan delapan (bulan Agustus)
- EMPAT DAN LIMA buah dibawah menunjukan tahun 45 (1945)
- SATU PINTU GERBANG adalah melambangkan pintu kemakmuran
- BINTANG BERSUDUT LIMA adalah melambangkan Pancasila
- POHON KARET adalah melambangkan sumber dari kemakmuran rakyat
- TUJUH BELAS BUTIR PADI dalam setangkai dan LIMA CABANG POHON KARET adalah melambangkan bahwa negara Republik Indonesia diproklamirkan tanggal 17 Agustus 1945 berdasarkan Pancasila
- EMPAT BUAH PUNCAK BENTENG adalah melambangkan adat istiadat yang menjiwai prikehidupan rakyat
- RUSA adalah melambangkan sifat-sifat ketangkasan, kecakapan, kelincahan dan keuletan
- PETA KABUPATEN KAMPAR menyatakan daerah kabupaten kampar
- MENARA MINYAK DAN TANGKI adalah melambangkan kekayaan alamnya dengan gas bumi
- SATU LORENS dengan DUA GEROBAK LORI adalah melambangkan kekayaan alamnya dengan bahan-bahan logam
Nilai Budaya
Candi Muara Takus
Candi
ini berada 130 km dari Pekanbaru, tepatnya di tempat pertemuan sungai
Kampar Kanan dan Kampar Kiri. Tempat ini merupakan candi Budha kuno yang
merupakan peninggalan sejarah. Candi ini ditemukan oleh amtropolog dari
Belanda pada tahun 1893, dipercayai bahwa cansi ini telah dibangun
sekitar 7 abad sebelum tahun penemuan.
Namun sangat diyakini bahwa Candi Muara Takus adalah barang peninggalan sejarah beberapa abad yang lalu dan samgat dipercayai oleh masyarakat beragama Budha. Pada tahun 1935, seorang Belanda bernama FM. Schnitger mengunjungi candi dan menyaksikan sesuatu yang aneh. Sepanjang malam dibawah sinar bulan, sekawanan gajah tiba-tiba mendekat dan menundukkan kepala di dekat reruntuhan.
Danau Koto Panjang
Danau
ini terletak sekitar 15 km dari Kota Bangkinang, atau 100 km dari
Pekanbaru. Danau ini merupakan danau buatan manusia yang tujuannya
adalah sebagai waduk untuk proyek Pembangkit Listrik Tenaga Air – yang
mengumpulkan air sejumlah 12.400 ha, dan terdapat 3 pulau di dalamnya.
Gunung Sahilan
Terletak
70 km dari Pekanbaru, merupakan sebuah rumah untuk mengingat bekas
kerajaan pada masa lalu yang disebut dengan nama Gunung Sahilan.
Mandi Potang Balimau
Mandi Potang Balimau
Ini
adalah sebuah tradisi yang dilakukan penduduk Melayu di Kampar – yang
diadakan di Sungai Batang Kampar dalam rangka menyambut bulan Ramadhan.
Tujuannya adalah untuk mensucikan hati dan jiwa dan mempersiapkan diri
untuk menyambut Ramadhan.
Mauwo
Adalah sebuah tradisi masyarakat Kampar untuk menangkap ikan di sebuah danau bernama ‘Bakuok’. Selama upacara ini, hampir seluruh permukaan dipenuhi oleh sampan yang diisi oleh banyak orang, setiap sampan terdiri dari beberapa orang yang mendayung dan menyebarkan jala untuk menangkap ikan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar